Halaman

Senin, 01 April 2013

Love Again ( One )








One  -The beginning-

Surabaya, Indonesia , Juni 2011, 8 PM

          Disebuah studio berukuran sedang, seorang gadis tengah giat berlatih menari , ia dengan sigapnya mengikuti alunan music yang mengiringinya sejak beberapa jam yang lalu. Gerakannya terhenti saat disadarinya bahwa music yang mengiringinya berlatih menari telah lenyap digantikan suara gurunya, pembimbingnya selama ini.

“ Mau sampai kapan kau latihan dance terus , Di?”
         




          Britania muncul di pintu studio sambil bersedekap, bibirnya membentuk senyum bijaksana saat ia berjalan menuju ke tengah studio, tempat gadis itu terengah-engah setelah beberapa jam berlatih dance tanpa henti. Gadis itu, Didi adalah remaja berumur 17 tahun yang ternyata terpilih menjadi murid pertamanya, seorang siswi SMA yang tidak sengaja lolos audisi JYP entertainment, Sebuah manajemen artis yang berbasis di Korea Selatan dan USA. Britania sendiri adalah salah satu trainee manajemen tersebut  yang aktif mendapat pelatihan semenjak dirinya berusia 18 tahun. Britania memang sudah menjadi trainee JYP entertainment selama hampir 5 tahun, tapi itu tidak membuatnya menjadi calon artis yang akan debut, tujuannya mendapat pelatihan selama 5 tahun adalah untuk mempersiapkan dirinya sebagai calon koreografer sekaligus pembimbing trainee trainee baru manajemen tersebut nantinya.
Seperti yang dilakukannya sekarang, Gadis di depannya adalah salah satu ujiannya. Ia ditugaskan menjadi pembimbing untuk Didi yang baru beberapa bulan yang lalu lolos audisi. Mengapa harus Britania yang harus menjadi tutor Didi padahal ia sendiri adalah trainee? Karena Britanialah satu satunya trainee JYP di Indonesia, dan Didi lah satu satunya orang Indonesia yang lolos audisi. Karena sering berlatih berdua itulah hubungan keduanya menjadi dekat layaknya adik dan kakak. Didi membutuhkan Britania sebagai pembimbing nya sedang Britania membutuhkan Didi sebagai murid sekaligus sebagai ujian yang diberikan CEO JYP, Park Jin Young untuk dirinya sebagai calon pelatih trainee.

“ Ini sudah jam 8 malam, Di. Seorang gadis tidak baik pulang malam malam sendiri”

“ Iya, Kak Bri. Aku tahu . Kalau begitu aku ganti baju dulu” pamit Didi sebelum pergi meninggalkan Britania menuju kamar ganti

“ Di ! “ panggil Britania, Didi menoleh

“ Ya, kak Bri? “

“ Yakin kau pulang sendiri? Aku segan pada orangtuamu kalau kau sering pulang malam – malam sendiri “

“ Aku yakin, Kak Bri. Aku sudah biasa pulang sendiri lagipula ini juga resikoku ya kan?” ujar Didi, Didi tahu apa yang dikhawatirkan guru yang sudah dianggap kakaknya itu. Ia senang mengetahui bahwa ia diperhatikan “ lagipula, mama papa juga sudah memberiku izin kan ? Kak Bri tidak perlu segan lagi” Didi melanjutkan.

Britania menarik nafas panjang lalu tersenyum “ okay, sekarang cepat ganti bajumu, baumu sudah menyebar kemana mana, Di “

Didi mendengus keras sebelum akhirnya menyambar tasnya dan berjalan menuju kamar ganti.


#####


          Diana Alenka Devastrada –biasa dipanggil Didi- adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Keluarganya adalah pemilik perusahaan multinasional yang sekarang dikelola oleh kakak pertamanya, Andrew -atau biasa dipanggil Drew-. Kakak keduanya, Endhika –biasa dipanggil Dika- sedang menempuh kuliah di jalur manajemen. Keduanya pandai bernyanyi dan cukup terkenal. Drew, sebelum mengambil alih perusahaan keluarga adalah penyanyi yang terkenal di Amerika, tempat ia tinggal selama beberapa tahun untuk belajar dan mendapatkan gelar pendidikan yang menunjang posisinya sebagai pemimpin di perusahaan keluarga mereka. Sedangkan adiknya, Dika menyalurkan kepandaiannya bernyanyi di waktu luang kegiatan kuliah yang cukup menyita pikiran, ia sering diundang bernyanyi di kafe kafe saat ia tidak sibuk. Drew maupun Dika sendiri tidak menyangka adiknya yang kedua berhasil lolos audisi pencarian bakat yang diadakan Manajemen dari Korea, Didi yang biasanya mereka goda saat gadis itu mulai bernyanyi sumbang di kamar mandi ataupun kamarnya. Namun saat melihat sendiri bagaimana gadis itu menari dengan lincahnya , mereka tersenyum dalam hati memuji bahwa tak salah bahwa adiknya berhasil lolos audisi.

          Papa dan Mama mereka sama sekali tak membatasi apa yang diminati anak anak mereka, Drew dan Dika yang pandai bernyanyi atau Didi yang menggilai dance bahkan anak mereka yang terakhir yang tergila gila pada buku.


#####


Surabaya, Indonesia, Januari 2012 10.30 AM

          Didi merengut kesal saat Britania sekali lagi membatalkan jadwal latihan vocal mereka. Ia baru saja sampai di studio tempat ia biasa latihan saat Britania datang dan mengumumkan bahwa latihan vocal yang beberapa kali telah dibatalkan tanpa alasan yang jelas kini harus batal seperti sebelumnya.

“ Kak Bri, ada apa? Latihan vokal kenapa batal lagi? “ Didi melipat tangannya di dada dan melayangkan pandangan bertanya pada Britania

“ Kita harus focus pada latihan dancemu saat ini “ jawab Britania tenang, tak memperdulikan tatapan bertanya dari Didi. Ia sibuk dengan smartphonenya yang tak henti hentinya berdering.

“ Tapi kan kak Bri tahu sendiri, kelemahanku di vocal, aku tak dapat menguasai teknik menyanyi dengan baik apalagi dengan jadwal latihan vocal yang tidak teratur “

          Britania menghela nafas dan memalingkan wajahnya dari smartphone yang sedari tadi menyita waktunya, “ Aku tahu, Di. Tapi saat ini yang kau perlukan bukan vokalmu “

“ apa maksudnya?” Didi berdiri mendekati Britania, sampai depan gurunya itu ia bertanya lagi “ apa maksud kak Bri saat ini aku tidak membutuhkan vokalku ? lalu, hari ini aku latihan apa? Dance?”

Britania meraih tangan Didi dan menyeret gadis itu ke sofa terdekat, “ Yang harus kita lakukan sekarang adalah bagaimana caranya agar dance mu lebih sempurna, lebih matang, ini semua untuk tes mu nanti “

“ Apa teknikku masih kurang?” apa aku melakukan kesalahan sampai kak Bri mengulang sesi dance terus menerus? Tanya Didi dalam hati, bukan kebiasaan Britania untuk mengulang sesi yang sudah dikuasai Didi dengan sangat baik, selama ini Britania justru terang terangan memujinya saat ia menunjukkan koreo baru hasil pemikirannya, namun sebaliknya saat ia tes vocal beberapa waktu lalu, ia merasa sangat tidak percaya diri, Didi tahu bahwa tes vocal nya standar, justru dancenya lah yang patut dibanggakan.

          Alis Britania mengerut, bagaimana mungkin Didi punya pemikiran seperti itu, jelas jelas ia merasa bangga sekaligus iri melihat bakat alami gadis itu tumbuh. Britania tak pernah sekalipun meremehkan teknik dance Didi meski usianya masih lebih muda ketimbang dirinya.

“ Jangan salah paham, Di. Kakak tidak pernah sekalipun meragukanmu saat menari, hanya saja saat ini memang yang kau butuhkan adalah sesi dance yang intensif, ini ada hubungannya dengan ujianmu nanti, percaya pada kakak “

Begitu Britania menyebut kata ujian, mata Didi membulat “ Ujian , kak Bri ?” Apa ujiannya sebentar lagi ? kira kira apa yang harus ia lakukan saat ujian nanti.

“ emmmh, ya. Itulah kenapa kakak memintamu berlatih lebih giat, kalau kau lulus kan kakak juga lulus, Di “ ujar Britania sambil menahan tawa bermaksud menggoda gadis itu.

“ Yaaa !! Kak Bri nakal !! “


#####


Surabaya, Indonesia, Februari  2012

“ Didi ! “

Merasa ada yang menyebut namanya, Didi menoleh. Azka temannya sedang berlari ke arahnya, Didi menyipitkan mata.

“ ada apa? “

“ aku punya good news !! aaaaa … “ kata Azka sambil menggoyang goyangkan handphonenya di depan gadis itu.

“ ada apa sih? Sampai membuatmu histeris “ Didi mencoba menahan tawa melihat sikap temannya tersebut. Tidak biasanya Azka yang kalem berubah histeris seperti ini.

          Azka tidak menjawab, ia malah tersenyum senyum sambil mengacungkan handphonenya ke Didi “ Lihat ini “ senyum Azka semakin lebar, Didi mengambil handphone Azka dan melihat apa yang ingin ditunjukkan temannya itu.

“ SUPERSHOW 4 RESMI AKAN DIADAKAN DI INDONESIA !!! “ teriak Azka girang

Didi meringis, lalu beranjak pergi meninggalkan Azka yang masih kegirangan “ kukira ada apa“

Azka melongo “ kau tidak senang mendengar berita ini ?” setahunya walau Didi bukan real ELF tapi gadis itu tetap mengikuti perkembangan Super Junior disamping perkembangan 2PM tentu saja. Azka berlari mengejar Didi.

“ senang , tentu saja “ jawab Didi dengan muka datar, gadis itu tetap berjalan walaupun tahu Azka bakal mencegatnya dan menodongnya dengan beberapa pertanyaan

“ Kalau senang, kenapa wajahmu datar begitu ?” benarkan apa yang aku pikirkan, batin Didi

Didi berpaling, “ Aku senang mendengar berita ini, tapi aku jadi teringat November lalu “ gadis itu mendengus keras, lalu mengerucutkan bibirnya dengan sebal

“Oh, masalah konser 2PM kemarin ?” Tiba tiba Azka teringat, betapa kesalnya temannya itu saat mengetahui dirinya tidak dapat menonton konser idolanya, 2PM. Gadis itu bahkan menampilkan wajah cemberutnya 2 hari berturut-turut di kelas, tak ada yang berani mendekatinya saat itu. Tawa Azka meledak saat dilihatnya gadis itu mengangguk sebal

“ Harus kah kau tertawa? “ Didi memandang Azka sebal.

“ hahaha… maaf, Di. Habisnya kau ini ada ada saja. Memangnya apa hubungannya Hands Up tour yang lalu dengan Supershow yang akan datang?” Azka menutup mulutnya yang masih tertawa lebar saat dilihatnya muka sahabatnya berubah kesal

“Tidak tahu, aku jadi teringat saja . Andaikan mereka bisa kembali ke Indonesia dan mengadakan konser lagi . Aku pasti akan berada disana “ ujar Didi dengan muka sungguh-sungguh

“ yayaya, lalu saat mereka mengadakan konser, Ms. Anne juga sedang mengadakan ulangan sehingga lagi lagi kau tidak dapat melihat konser mereka” Azka tidak dapat menahan tawanya teringat alasan kenapa Didi tidak dapat menonton konser 2PM pada Bulan November lalu, padahal tiket VIP sudah ia dapatkan dengan mudahnya mengingat kedudukan kakak pertamanya yang seorang CEO perusahaan multinasional, izin orangtuapun sudah ia kantongi. Gadis itu batal menonton konser yang telah ditungguinya selama berbulan-bulan hanya karena pada hari yang sama, Ms Anne guru mereka mengadakan ujian.

Didi merengut kesal mendengar ucapan Azka “ memangnya kau bakal nonton konser Super Junior?”  Tanyanya dengan tatapan menyelidik

Raut muka Azka berubah, “ itulah masalahnya, aku tak yakin orangtuaku memberi izin, padahal kan aku hanya menonton sebuah konser, apa salahnya ?” sungut Azka dengan muka kesal. Didi dapat memaklumi mengapa orangtua Azka sulit memberi Azka izin, Azka yang merupakan anak tunggal hampir saja celaka saat menonton pensi sekolah saat kenaikan kelas yang lalu akibat berdesakan dengan ratusan anak lain yang ingin menonton pensi juga, orangtua Azka tentu tak ingin kecolongan lagi.

“ Salahnya adalah, kenapa kau menjadi satu satunya anak mereka, wajar kan kalau mereka membatasi kegiatanmu, apalagi semenjak kejadian pensi yang lalu” Didi terkikik

“ Sudah sudah, kenapa malah kau yang menggodaku heh? “ jawab Azka bersungut sungut.


#####


Surabaya, Indonesia, April 2012  6.00PM

          Sudah beberapa bulan ini, Didi berlatih tanpa tahu apa yang akan menjadi ujiannya nanti agar ia bisa membuktikan kemampuannya sehingga layak untuk mendapatkan pelatihan di Korea.Jujur saja, ia sangat penasaran akan ujiannya ini namun, Britania menolak untuk membocorkannya “ nanti kau juga akan tahu,Di” kata Britania saat itu.

“ Hai, Di. Lama menungguku? “ sapa Britania saat melihat gadis itu terduduk di sofa dengan kepala terkulai. Gadis itu membuka matanya, setelah mengerjapkan mata beberapa saat ia menegakkan duduknya “ Hai, kak Bri “ sapanya dengan suara pelan

“ Sorry, Kak Bri. Aku ketiduran, akhir akhir ini aku dapat tugas banyak “ lanjutnya.
Britania mengangguk “ its okay, hari ini tidak ada latihan. Sebagai gantinya kita akan persiapkan ujianmu kali ini “ mendengar kata ujian, mata Didi membulat “ujiannya sudah boleh diberitahukan, Kak Bri ?”

Britania tersenyum, “ Ya , dan ujiannya diadakan akhir minggu ini. ”

Didi terlihat berpikir, “ Yah, akhir minggu ini ya?” ucapnya terlihat ragu. “Ya, ada masalah?” kata Britania sambil berdiri dan berjalan menuju kulkas kecil di pojok ruangan

“ Emmm, tidak sih. Hanya …. “ kata Didi terputus. Oh yang benar saja, apakah ia harus berkata pada Britania bahwa ia sedikit berat hati mengikuti ujiannya kali ini karena Super Show juga akan diadakan akhir minggu ini, ia memang terlihat seakan tidak peduli Super Show diadakan di Indonesia tapi dalam hatinya, Didi juga menginginkan dirinya untuk berada di tengah ribuan Elf yang bersuka cita menonton idolanya beraksi di atas panggung, ia hanya tidak ingin dirinya kepikiran seperti apa yang terjadi saat ia tidak bisa menonton konser 2PM yang lalu. tapi bukankah ada tidaknya ujian kali ini , dirinya tetap tidak dapat melihat Super Junior beraksi di depan matanya? Ia memang bisa menonton jika ia ingin, masalah tiket dan akomodasi ke konser memang ia sanggup. Tapi sanggupkah ia meminta izin pada kedua orangtuanya setelah kejadian di pensi yang lalu? Orang tuanya tahu kerusuhan saat pensi kala itu, dan sedikit memproteksi Didi saat tahu ternyata ia juga terluka saat menyelamatkan Azka dari desakan penonton. Didi yang yang mandiri, kemanapun ia pergi, ia selalu membawa motor kesayangannya, tapi sekarang motornya harus ditinggal dirumah, karena orang tua plus kakak pertamanya memaksanya diantar oleh supir. Oh, ayolah ia bukan anak kecil lagi.

“ ingin melihat Super show ?” kata Britania membuyarkan lamunan gadis itu.Gadis itu menggigit bibir bawahnya,  lalu mendongak menatap Britania yang berdiri di seberangnya “ Yah, sejujurnya kak Bri, aku juga ingin menonton konser itu. Tapi sudahlah lupakan saja, toh mama papa juga tidak akan mengizinkanku kesana. Mungkin , aku hanya tertular euphoria Azka yang ingin sekali melihat Super Junior beraksi” Gadis itu tersenyum hambar lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa.

“Sejak kapan kau menjadi elf?” Tanya Britania menahan tawa, Didi tidak tahu apa yang lucu sehingga Britania terlihat seperti menahan tawa, tapi yang ia tahu Britania sedang menggodanya

“ Sejak aku tak dapat bertemu Wooyoung, dan mengenal Donghae sebagai penghiburku “ bibir gadis itu langsung mengerucut, terlihat kesal . Kali ini Britania tak dapat menahan tawanya. Ia tergelak gelak sampai softdrink yang ia bawa tumpah

“Astagaaaa !! Wooyoung bisa marah kalau tahu fans beratnya berpindah hati ke Donghae hahahaha “ goda Britania, Didi melengos “ tidak akan, Kak Bri cintaku ke Wooyoung dengan cintaku ke Donghae berbeda, lagipula Donghae terlalu tua untukku”

Tawa Britania semakin keras, “ Hei, jawaban macam apa itu ?”

“Sudah, Kak Bri, jangan menggodaku. Moodku jadi jelek”

“Iya maaf, maaf aduh, aku tak dapat berhenti tertawa, Di” ucap Britania terengah-engah sambil menahan tawa

“kembali ke topik awal, memangnya apa ujianku?” kata gadis itu masih mengerucutkan bibirnya, ia kesal sekali Britania harus mengingatkannya tentang konser 2PM kala itu, saat itu memang ia sedih sekali karena harus melewatkan konser pertama 2PM di Indonesia hanya karena Ms. Anne, saat itulah ia mengenal Donghae lewat lagu lagu Super Junior yang diputar Azka terus menerus di handphonenya. Didi sedikit melupakan kegalauannya karena konser itu walaupun, ia masih saja menyesalinya sampai sekarang, ia mengutuki Ms. Anne yang membatalkan dirinya bertemu namja pujaannya, Jang Wooyoung. Didi bahkan sampai membuat Azka menutup telinganya setiap ia menyumpah nyumpah tidak jelas selama seminggu setelah konser. Sekarang Britania malah mengingatkannya tentang konser itu, tentu saja ia kesal.

“ oh, ya dengan berat hati aku harus memberitahumu bahwa ujianmu memang bertepatan dengan Super Show, Di” Britania sudah berhenti tertawa, sekarang ia mengganti tawanya dengan senyum

“Ya sudah, aku okay kok. Siapa yang menjadi penilaiku, Kak Bri? Orang dari JYP entertainment langsung? “ dengan berat hati, Didi memang tidak akan bisa menonton konser Super Junior lagi, toh sebagai gantinya ia bisa melihat liputannya di televisi

Kali ini Britania tersenyum makin lebar  “memang benar kalau yang menilaimu nanti 10 orang dari korea, tapi mereka bukan dari JYP”

“ bukan dari JYP entertainment? Apa maksudnya?” Didi terperangah mendengar ucapan Britania

“Aku belum bilang ya, Di kalau ujianmu bertepatan dengan SuperShow?”

“sudah, kok. Barusan Kak Bri mengatakannya padaku” dan membuatku sedikit kesal, tambah Didi dalam hati

“tapi aku belum bilang kan kalau tempatmu ujian adalah tempat  dimana Super Show diadakan” kata Britania langsung

“ a.. apa maksudnya, kak Bri?” ucap Didi tergagap

“ orang orang yang menilaimu… 10 orang itu …. Mereka…..” kata kata Britania tergantung saat melihat wajah Didi yang syok berat menyadari apa yang akan diucapkan Britania selanjutnya

“Mereka…Super Junior ….. ” lanjutnya


.....


Didi says  :
                Alhamdulillah, setelah sekian lama akhirnya bisa ngepost juga… Sebelumnya, aku mau minta maaf kalau FF ini banyak kekurangan –pasti!- . Mohon dimaklumi, ini pertama kalinya aku buat FF dan aku berani ngepost, biasanya yang baca cuma adik aku aja sekarang aku belajar untuk berbagi lewat tulisan. Teaser FF ini sudah lama keluar karena memang FF ini HARUSNYA selesai beberapa bulan yang lalu, tapi karena berbagai macam hal malah molor sampai berbulan-bulan.

                Terima kasih kalau ada yang mau baca FF setengah jadi ini. Yang jelas FF ini berlanjut, tapi lanjutannya belum tahu bakal di post kapan hehehe berhubung ide awalnya justru dari mimpi, jadi sekarang aku lagi bingung-bingungnya buat mengembangkan cerita biar nggak boring.  Maaf, kalau bagian pertamanya terlalu pendek Cuma sekitar 2000an kata, menurutku itu pendek lho. Sekian curhat aku yang sangat tidak penting. Sekali lagi, TERIMA KASIH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar